JIN ITU BERNAMA KORSLET

Malam semakin larut… hanya deritan ranting ranting kayu diterpa angin malam yang terdengar… Sebenarnya sebagai manusia yang agak penakut, aku tak akan mau berdiam diri terbangun mengamati semua itu, apabila bukan karena anakku Fira minta disusui.

Tapi malam ini, suasana agak beda, sebentar sebentar kudengar suara gemeletak di ujung halaman rumah dekat jendela kamarku. Seolah-olah ingin menambah ketakutanku yang sangat…. Aku semakin tidak nyaman dan hanya mampu menatap wajah mungil Fira yang asyik dalam dekapanku…

Waktu rasanya lama sekali berlalu, ketika tiba-tiba suara hentakan keras memukul jendela kamarku yang berwarna putih susu. Sekelebat kilatan putih sebesar tampak menyala di kaca jendela kamar dengan suara gemeletak keras memukul kaca jendela. Jendela itu memang tidak kututup kordennya karena kamarku ada di lantai atas.

Astaghfirullah’aladziim… baru kali ini aku melihat hal seperti ini. Cahaya putih itu kemudian beberapa kali masih muncul dijendela dengan suara gemeletak seolah-olah mencoba masuk….

Cepat-cepat kurapihkan Fira untuk tidur kembali selesainya dia menyusu. Begitu pula diriku yang segera memeluk guling mencoba menghindar dari kilatan putih dan suara pukulan di jendela itu…

Saat pagi hari, kusegera menemui ibu mertua dan adik ipar yang tinggal bersebelahan dengan kami. Mereka kadang bisa melihat makhluk dari dunia lain dan cukup mengerti dengan kondisi seperti itu, hanya mereka tidak habis mengerti… apabila ada orang berniat jahat dan berusaha mengirim jin ke kami, mengapa warnanyaputih? Semestinya mereka bewarna hitam….

Pagi dan siang itu aku lewatkan waktu di kantor dengan berusaha menutupi kegalauan hati akan ‘kiriman’ jin tersebut.

Sore hari sepulang dari kantor, aku kaget, banyak warga berada dalam rumah kami… ada apa gerangan?

Mereka hanya berkata, “hati-hati… jangan mendekat… bahaya…” dengan tampang serius…

Akupun semakin takut, apakah jin tersebut telah berbuat ulah sehingga banyak warga yang terlihat serius dan takut?

Kuberanikan diriku ke belakang rumah untuk melihat seperti apa kiranya bentuk jin tersebut….

Ternyata,………. jin itu berbentuk panjang tinggi sekali seperti tiang listrik…

Percikan apinya melompat-lompat memukul-mukul jendela kamarku……

Ehm… dasar penakut… kirain ada yang kirim jin jahat, taunya tiang listrik korslet … dasar si JIN KORSLET!!!!

PEMBANTU OH PEMBANTU

“Eshii…. kamu mau kemana?” demikian teriakku, melihat pembantuku lari ke gerbang sebelum aku selesai menyebutkan pesan yang akan disampaikan ke tamu di pintu gerbang.

“Mau bilang pesan Ibuke depan!” begitu jawabnya polos
“Lho aku kan belum bilang pesannya?”
“Oh iya bu…lupa…he..he..he…”

=====

Begitulah kira-kira percakapan konyol yang sering terjadi antara kita dengan para PRT.
Mereka memang berbeda dengan kita..Butuh kesabaran luar biasa menghadapi cara berpikir mereka. Apalagi kalau mendapatkan pembantu yang polos dan pelupa…duh ampun deh…

Tapi, daripada pusing mikirin kekurangan mereka, lebih baik kita jadikan mereka tempat untuk melatih kesabaran dan ikhlas…

Dan yang pasti, kejadian-kejadian tersebut adalah hiburan/humor untuk dikenang.

Berikut beberapa banyolan yang sempat kami himpun :

=====

“Mel, tolong aku beliin bakso Udin ya”, demikian ujar suamiku,
“Ingat ya, jangan pake mie” lanjutnya
“Iya pak!, Tidak pake mie ya pak?”
“Iya”
“Hm.. tidak pake mihun juga pak?”
“Iya, tidak usah pake mihun.. Baksonya aza!”
“Hm…Pake kuah nggak pak?…”
“Duh… **** …***!”

=====

Kalau yang berikut pengalaman teman adik saya dengan pembantu barunya yang belum pernah bekerja.

“Aku mau pergi dulu ya, nanti pulang siapin makan siang?”
“Iya Mba”
“Kamu bisa masak nggak?”
“Ngga bisa Mba”
“Kalau gitu bikinin tahu goreng aza deh”
“Iya Mba”
“Bisa tidak bikinnya?”
“Tidak Mba”
“Gampang kok, tahu ama garam doang”
“Iya Mba”

Ahaa…! benar aza sepulang pergi, teman adik saya menemukan makan siang sudah tersaji di meja: tahu mentah dan garam di meja makan!

=====

Yang ini lebih konyol lagi :
Teman saya minta dimasakkan air panas untuk mandi jam 5 kurang di pagi hari.
Ternyata teman saya bangunnya sudah jam 5 lewat.
Dan sang pembantu dengan polosnya menolak memasak air mandi karena teman saya kan nyuruhnya jam 5 kurang, sekarang udah jam 5 lewat. Jadi perintahnya udah lewat…

CAPPE DEH!

=====

“Mel aku butuh kertas kado dan pitanya untuk bungkus kado ultah teman Fara. Kamu ke warung ya. Beliin kertas kado dan pitanya yang warnya cocok dengan kertas kadonya!”
“Iya Bu… warna apa?”
“Warna apa saja. Kalau kertasnya pink pitanya pink, kalau kertasnya kuning pitanya kuning.. Pokoknya cari pitanya yang warnanya pas deh”

Beberapa menit kemudian si Imel pulang dari warung:

“Bu uangnya pas, tidak ada kembaliannya”
“Haa… mahal amat…, mana sini saya lihat”
“Ya Allah Mel… banyak sekali kamu beli pita.. ” jeritku melihat Imel memperlihatkan 3 GULUNG pita kado warna pink, kuning, dan hijau muda.
“Iya Bu… warnanya cocok kan sama kertas kadonya?” sambil memperlihatkan satu kertas kado berwarna-warni….

Ampuuuun deh… padahal tadi maksudku beli pita yang udah jadi satu biji aza!… kenapa jadi 3 gulung yang dibeli…. (emang salahku siih yang tidak kasih perintah dengan lengkap…)

======

“Bu ada tamu di depan 4 orang…” Begitu suara pembantuku di telepon.
“Mau cari siapa?”
“Katanya saudaranya Bapak, mau cari Ibu”
“Coba kamu tanya namanya!”
“Hah… nama saya Bu ???”

CAPPPEE DEEEH…