PEMBANTU OH PEMBANTU

“Eshii…. kamu mau kemana?” demikian teriakku, melihat pembantuku lari ke gerbang sebelum aku selesai menyebutkan pesan yang akan disampaikan ke tamu di pintu gerbang.

“Mau bilang pesan Ibuke depan!” begitu jawabnya polos
“Lho aku kan belum bilang pesannya?”
“Oh iya bu…lupa…he..he..he…”

=====

Begitulah kira-kira percakapan konyol yang sering terjadi antara kita dengan para PRT.
Mereka memang berbeda dengan kita..Butuh kesabaran luar biasa menghadapi cara berpikir mereka. Apalagi kalau mendapatkan pembantu yang polos dan pelupa…duh ampun deh…

Tapi, daripada pusing mikirin kekurangan mereka, lebih baik kita jadikan mereka tempat untuk melatih kesabaran dan ikhlas…

Dan yang pasti, kejadian-kejadian tersebut adalah hiburan/humor untuk dikenang.

Berikut beberapa banyolan yang sempat kami himpun :

=====

“Mel, tolong aku beliin bakso Udin ya”, demikian ujar suamiku,
“Ingat ya, jangan pake mie” lanjutnya
“Iya pak!, Tidak pake mie ya pak?”
“Iya”
“Hm.. tidak pake mihun juga pak?”
“Iya, tidak usah pake mihun.. Baksonya aza!”
“Hm…Pake kuah nggak pak?…”
“Duh… **** …***!”

=====

Kalau yang berikut pengalaman teman adik saya dengan pembantu barunya yang belum pernah bekerja.

“Aku mau pergi dulu ya, nanti pulang siapin makan siang?”
“Iya Mba”
“Kamu bisa masak nggak?”
“Ngga bisa Mba”
“Kalau gitu bikinin tahu goreng aza deh”
“Iya Mba”
“Bisa tidak bikinnya?”
“Tidak Mba”
“Gampang kok, tahu ama garam doang”
“Iya Mba”

Ahaa…! benar aza sepulang pergi, teman adik saya menemukan makan siang sudah tersaji di meja: tahu mentah dan garam di meja makan!

=====

Yang ini lebih konyol lagi :
Teman saya minta dimasakkan air panas untuk mandi jam 5 kurang di pagi hari.
Ternyata teman saya bangunnya sudah jam 5 lewat.
Dan sang pembantu dengan polosnya menolak memasak air mandi karena teman saya kan nyuruhnya jam 5 kurang, sekarang udah jam 5 lewat. Jadi perintahnya udah lewat…

CAPPE DEH!

=====

“Mel aku butuh kertas kado dan pitanya untuk bungkus kado ultah teman Fara. Kamu ke warung ya. Beliin kertas kado dan pitanya yang warnya cocok dengan kertas kadonya!”
“Iya Bu… warna apa?”
“Warna apa saja. Kalau kertasnya pink pitanya pink, kalau kertasnya kuning pitanya kuning.. Pokoknya cari pitanya yang warnanya pas deh”

Beberapa menit kemudian si Imel pulang dari warung:

“Bu uangnya pas, tidak ada kembaliannya”
“Haa… mahal amat…, mana sini saya lihat”
“Ya Allah Mel… banyak sekali kamu beli pita.. ” jeritku melihat Imel memperlihatkan 3 GULUNG pita kado warna pink, kuning, dan hijau muda.
“Iya Bu… warnanya cocok kan sama kertas kadonya?” sambil memperlihatkan satu kertas kado berwarna-warni….

Ampuuuun deh… padahal tadi maksudku beli pita yang udah jadi satu biji aza!… kenapa jadi 3 gulung yang dibeli…. (emang salahku siih yang tidak kasih perintah dengan lengkap…)

======

“Bu ada tamu di depan 4 orang…” Begitu suara pembantuku di telepon.
“Mau cari siapa?”
“Katanya saudaranya Bapak, mau cari Ibu”
“Coba kamu tanya namanya!”
“Hah… nama saya Bu ???”

CAPPPEE DEEEH…

YUK MENGAJI

Fara dan Fira mengaji pagi hari di Mesjid Istiqlal, Jakarta

UDANG GORENG TEPUNG PRAKTIS

Anak2 paling demen sama udang goreng tepung…

Dulu sih buatnya asli masih pake nakar2 tepung sagu tani ama tepung terigu, terus tambahin bubuk cabe, merica dll… RIBET!…

Eh coba2 akhirnya dapat juga tepung jadi yang lumayan deh… Kalau tidak salah mereknya DIVA (tepung goreng buat calamari).

 

 

BAHAN :

  • 500 gram Udang AK 60, kupas, sisakan ekornya, belah punggungnya dan ratakan (lebarkan). Kalau bisa ujung bekas kepala agak di belah dikit biar bisa
  • lebar bagus, terus dekat ekornya digurat biar tidak terlalu melengkung
  • 1 buah Jeruk nipis atau sedikit cuka, untuk mencuci udang (agar tidak amis dan hilang racunnya)
  • 1 SDM Kecap inggris
  • 1 SDM Tepung DIVA dicampur dengan 6 SDM air putih
  • 1 butir Putih telur tambah 5 SDM air putih, kocok lepas sampai berbuih banyak.

Rendam udang yang telah dibersihkan dengan kecap inggris dan larutan tepung

diva diamkan minimal 15 menit

CARA MEMBUAT :

  1. Ambil satu udang balur ke tepung kering diva, kemudian celupkan ke putih telur,kemudian balurkan lagi ke tepung diva kering.
  2. Goreng dengan minyak banyak dan api sedang.

Enak disajikan dengan saus sambel atau mayonaisse pedas merk Euro.

Potongan tahu yang digoreng menjadi dadar kemudian disiram dengan saus kacang hitam pekat dan diperciki jeruk sambel ini sangat menggugah selera…

Apalagi kalau dimakan bersama Gurame goreng, sambal goreng, lalap ataupun udang goreng tepung…. Fhyiuuuh serasa di Restaurant Sunda deh…..

SEBELUM AJAL MENJEMPUT

Sebagai orang yang senang bepergian, entah mengapa, ketika harus bepergian dengan pesawat, terutama saat take-off dan landing, saya selalu berdoa dengan berlebihan……Terbayang di pelupuk mata ini, peristiwa-peristiwa kecelakaan pesawat yang mengerikan, dengan para penumpang dan awak pesawat yang jarang dapat diselamatkan.

Namun ketika saya bepergian dengan mobil, bis, kapal ataupun kereta api, saya hanya berdoa seperlunya dengan doa-doa standard. Mengapa begitu? karena saya merasa masih berpijak di muka bumi, sehingga apabila terjadi kecelakaanpun kemungkinan diselamatkan masih memiliki probabilita yang lebih besar dibandingkan kecelakaan di atas langit sana….

——

Tanpa disengaja, suatu saat saya teringat akan suatu ketetapan Allah SWT bahwa Ajal itu digenggamanNya… kita tidak dapat memundurkannya atau bersembunyi darinya walaupun di dalam benteng yang sangat kokoh…

Saya pun tersadar, mengapa saya harus berlebihan? Bukankah seandainya saat ini apabila saya tidak sedang naik pesawat, saya pun akan wafat ketika kontrak saya di dunia ini sudah habis?

Mengapa saya harus takut?

Seharusnya saya takut karena saat Ajal menjemput saya belum banyak berbuat baik di dunia ini…

Selayaknya saya takut bukan dengan kematian itu sendiri tapi takut dengan cara saya mati, akankah saya mati dalam keadaan baik atau dalam keadaan buruk???

————

Ternyata apa yang saya alami tersebut, mengingatkan saya akan sesuatu hal yang selayaknya tidak kita lakukan….

Ingat tidak frens, kadang kala ketika kita mendapati berita kematian, kita sering berucap…

“Coba tadi dia tidak jadi pergi…..”

“Duh seandainya lebih cepat dibawa ke Rumah Sakit…..”

“Wah ….Mestinya tadi dia jangan melamun….”

dan berbagai pengandaian lainnya….

Sebenarnya frens, apa yang telah kita ucapkan itu, tanpa kita sadari merupakan suatu penolakan terhadap kehendak Allah!… Ingatlah, bahwa Ajal itu merupakan suatu ketetapan….

Apa yang sepatutnya kita pikirkan adalah Bagaimana seseorang itu dapat wafat dalam keadaan baik….

Oleh karena itu Frens, marilah mulai saat ini kita tidak berandai-andai bagaimana seseorang dapat menghindari Ajal, tetapi marilah kita mulai belajar melihat bagaimana seseorang itu wafat, apakah dalam keadaan khusnul khotimah atau su’ul khotimah agar dapat menjadi peringatan bagi diri kita……..

———–

Berikut penjelasan lengkap mengenail Ajal yang dikutip dari website Erasmuslim, Antara Rezeki, Jodoh dan Ajal Senin, 29/11/2010 13:37 WIB

Dari sini ajal al-insân (ajal manusia) adalah akhir kehidupan seseorang atau habisnya umur seseorang. Artinya, saat ajal seseorang itu tiba, saat itu pulalah kematian datang menjemputnya.

Di dalam al-Quran kata ajal dan bentukannya disebutkan sekitar 55 kali. Di antaranya

dalam arti jangka waktu (misal: QS al-Baqarah [2]: 231, 232, 234, 235; al-A’raf [7]: 135); umur (misal; QS al-A’raf [7]: 34; Yunus [10]: 11, 49); akhir umur/akhir kehidupan (misal: QS an-Nahl [16]: 61; Fathir [35]: 45).

Sebab Kematian: Berakhirnya Ajal

Ayat al-Quran yang qath’i tsubut dan qath’i dilalah menyatakan secara pasti bahwa Allah SWT sajalah Zat Yang menghidupkan dan mematikan. Allah SWT berfirman:

وَاللَّهُ يُحْيِي وَيُمِيتُ

Allah menghidupkan dan mematikan (QS. Ali Imran [3]: 156).

Al-Quran juga menegaskan hal ini pada banyak ayat lainnya (lihat QS. al-Baqarah [2]: 73, at-Tawbah [9]: 116, Yunus [10]: 56, al-Hajj [22]: 6, al-Mu’minun [23]: 80, al-Hadid [57]: 2).

Allah SWT telah menetapkan ajal bagi tiap-tiap umat maupun individu. Kematian, yaitu datangnya ajal, telah ditentukan waktunya sebagai suatu ketetapan dari Allah yang tidak bisa dimajukan maupun dimundurkan. Allah SWT berfirman:

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ كِتَابًا مُؤَجَّلا

Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. (QS. Ali Imran [3]: 145).

مَا تَسْبِقُ مِنْ أُمَّةٍ أَجَلَهَا وَمَا يَسْتَأْخِرُونَ

Tidak ada suatu umat pun yang dapat mendahului ajalnya dan tidak pula dapat memundurkannya (QS. al-Hijr [15]: 5; al-Mu’minun [23]: 43)

Pernyataan senada antara lain terdapat dalam QS. Yunus [10]: 49; an-Nahl [16]: 61 dan QS al-Munafiqun [63]: 11. Jadi, habisnya ajal atau datangnya kematian adalah sesuatu yang pasti (QS al-‘Ankabut [29]: 5). Karena kematian adalah pasti datangnya maka manusia tidak akan bisa lari menghindar darinya. Allah SWT menegaskan:

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ

Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya tetp akan menemui kalian.” (QS. al-Jumu’ah [62]: 8).

Allah SWT juga menegaskan:

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

Di mana saja kalian berada, kematian akan menjumpai kalian kendati kalian berada dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (QS. an-Nisa’ [4]: 78).

Ayat ini menegaskan, jika orang berupaya menghindar dari kematian—dengan jalan membentengi diri dari apa saja yang dia sangka menjadi sebab datangnya kematian seakan dia berlindung dalam benteng yang tinggi lagi sangat kokoh sekalipun—maka hal itu tidak akan bisa menghindarkannya dari kematian. Sebab, semua yang disangka sebagai sebab maut itu baik berupa sakit, perang, dsb, sejatinya bukanlah sebab maut. Semua itu hanyalah kondisi yang didalamnya kadang terjadi kematian, namun kadang juga tidak.

MEREKA TERPAKSA MENGEMIS

“Barangsiapa memberi krn Allah, menolak karena Allah, mencintai krn Allah, membenci krn Allah, dan menikah krn Allah, maka sempurnalah imannya.” HR Abu Dawud

Seorang sahabat bertanya kpd Rasulullah SAW,

” Sodaqoh yg bagaimana yg paling besar pahalanya?”

Nabi SAW menjawab, ” Saat kamu bersodaqoh hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit (mengekang) dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu di tenggorokan baru kamu berkata utk fulan sekian dan utk fulan sekian.” HR Al-Bukhari”

Demikian sebagian hadits yang menjadi pembuka apa yang akan kami ceritakan di blog ini.

Beberapa waktu lalu…. biasanya malam hari di depan jendela Dunkin Donuts di Hero Mampang, duduk seorang Ibu dengan anaknya… dia menjual Rempeyek…

Harganya tidak mahal buat orang-orang yang belanja di situ… hanya 4000/bungkus…

Sayangnya, tidak banyak orang yang rela mampir dan membeli rempeyeknya…

Kerap kulihat dia hanya melamun, entah apa yang dilamunkannya….

Berapalah keuntungan yang didapatnya dari sebungkus rempeyek… Rp.2000? Rp.1000? atau malah hanya Rp.500?

Kini, setelah harga-harga melonjak naik…sang Ibu tidak lagi datang bersama bungkusan rempeyek dan anaknya…

Dia telah berubah menjadi seorang pengemis…

Dia terduduk merunduk di tangga di depan pintu masuk Giant (d/h Hero)…

Yah… waktu telah merubah cara berpikirnya…. dia tidak dapat berusaha lagi menjadi orang dengan tangan di atas… tapi dia telah berubah menjadi orang dengan tangan di bawah…

Mungkin sebagian orang akan mencibirnya….

Usia masih 35-45 tahunan, sehat…. tapi kenapa mau ya jadi pengemis????

Namun bagi orang yang mengenal dan mengetahuinya…. miris hati ini melihatnya…..

Mungkin dia-pun tidak ingin menjadi pengemis…

Tapi itulah ‘pilihan’ terakhir yang harus dilakukannya demi anak-anaknya di rumah….

Dia tidak sanggup lagi beli minyak/gas yang naik harganya… begitu pula kebutuhan pokok lainnya….

Lebih baik mengemis daripada anak-anak tidak makan….mungkin begitu pikirnya.

 ====

Friends, ada lagi satu pengalaman dengan pengemis yang saya temui..

Setiap sore sepulang kantor, di pinggir sungai dekat lampu merah Toyota-Sunter, berdiri seorang ibu rapih dengan rambut tersisir kebelakang dan anaknya yang cacat mental berumur +/- 6 tahun.

Setiap ada yang memberi sedekah, sang anak dengan bimbingan sang ibu akan tersenyum dan mengucapkan “terima kasih” dengan susah payah….

Dan mereka pun akan tersenyum manis dan bahagia, setiap orang yang bersedekah, membalas senyum mereka…Duh, jarang melihat senyum ikhlas pengemis di jaman yang semakin menggila ini….

Medio Feb-Mar 2008, ketika Ibunda saya terbaring di ICU, saya kerap meminta mereka mendoakan Ibu saya sembari memberikan sedikit sedekah….

Saya teringat makbulnya doa-doa orang seperti mereka….

Setiap saya utarakan hal tersebut, sang Ibu akan berucap…”Allah Maha Tahu Bu….” Amiin

Waktu terus berlalu, dan rutinitas itupun seperti saat yang ditunggu-tunggu, baik olehku maupun oleh Ibu dan anak tsb….

Mereka akan berlari-lari kecil ketika mobil kami mendekat, dan terjadilah interaksi yang ‘indah’ di antara kita…

Tak terasa, Mama-pun dipanggil oleh Yang Maha Kuasa….

Dan kusampaikan berita tersebut ke Ibu Pengemis di suatu sore….

Ternyata, ucapannya membuatku makin miris “Iya…Bu, suami saya pun dipanggil Allah Agustus tahun lalu”…

Astaghfirullah al’adziim…. Terbayang di wajah saya…. bagaimana sulitnya beliau membesarkan anaknya yang cacat mental setelah ditinggal suami…

Mungkin ia ingin bekerja, tapi dia tidak bisa meninggalkan anaknya….

Berapa banyak orang yang mengetahui hal tersebut?

Berapa banyak orang yang ‘ridho’ memberinya sedekah melihat penampilannya yang tidak kumal?

” Orang yg mengusahakan bantuan (pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan Allah dan ibarat orang shalat malam. Ia tdk merasa lelah dan ia juga ibarat orang berpuasa yg tdk berbuka. HR Al Bukhari”

Ternyata kita hanya mampu berpendapat, tanpa mengetahui kehidupan mereka sebenarnya….

Kini semuanya kembali kepada diri kita masing-masing…..

Janganlah berprasangka buruk kepada pengemis-pengemis itu…. kita tidak tahu apa yang mereka hadapi….

Daripada mencibir dan menimbulkan dosa, lebih baik diam…

Atau berikanlah sedekah dan doa agar hidup mereka berkah dan dimudahkan.

Insya Allah, pahala akan kita raih….

(“Barangsiapa ingin doanya terkabul dan dibebaskan dari kesulitannya hendaklah dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain” HR Ahmad)

Memang banyak orang yang pura-pura jadi pengemis…

Namun bisakah kita membedakannya mana yang benar dan mana yang bukan?

Jangan-jangan dengan berprasangka buruk dan menghindar mensedekahkan harta, kita telah melewatkan rahmah dari Allah melalui pengemis tersebut…..

” Allah Tabaraka wata’ala berfirman (hadist Qudsi): ” Hai anak Adam infaklah (nafkahkanlah hartamu), niscaya Aku akan memberikan nafkah kepadamu.” HR Muslim

Insya Allah